Minggu, 16 Agustus 2015

PERISTIWA 1000 - 3 (997 Korban Jiwa) DI WAJO


(Bendera Kerajaan Wajo)
Setelah dijatuhnya benteng Somba Opu, serta takluknya Kesultanan Gowa kepada VOC/Belanda, Raja ke-23 Kerajaan Wajo Matoa La Tenri Lai To Sengngeng yang turut membantu Kesultanan Gowa yaitu Sultan Hasanuddin dalam mempertahakan Somba Opu, kembali ke negerinya yaitu Wajo. Sementara itu Raja ke-16 Kesultanan Bone Arung Palakka berserta rombongannya terdiri dari orang Bone dan Soppeng menuju ke Timurung guna membahas tindakan apa yang harus dilakukan untuk Kerajaan Wajo, dalam perjalanan menuju Timurung Arung Palakka berserta rombongannya menyerang Lamuru dan berhasil ditaklukan hanya sehari saja dan melanjutkan perjalanan ke Timurung.
Setelah tiba di Timurung Arung Palakka dan  tokoh-tokoh dari Kedatuan Soppeng, yaitu Arung Appanang, Arung Bila dan Arung Belo, sepakat untuk menyambung tali persaudaraan yang pernah telah disepakati oleh leluhur mereka yaitu Raja ke-7 dari Kesultanan Bone bernama La Tenri Rawe BongkangngE, Raja ke-13 dari Kedatuan Soppeng bernama La Mappaleppe PatolaE dan Raja Ke-11 dari Kerajaan Wajo bernama La Mungkace To Uddamang, yang diberi nama Perjanjian Trialiansi TellupoccoE, Arung Palakka mengirim utusannya untuk menyampaikan kepada Raja Wajo Matoa La Tenri Lai To Sengngeng, dimana isi penyampaiannya sebagai berikut "bahwa tidakan menjadi baik Bone, Soppeng dan Wajo kecuali apabila ketiga kembali menyambung silaturrohim dan menjalin kembali ikatan persaudaraan yang pernah dibuat oleh leluhur yaitu Perjanjian Trialiansi TellupoccoE di Timurung dahulu". namun meskipun Matoa La Tenri Lai To Sengngeng, selaku Raja Wajo pada saat itu menghormati dan memahami Perjanjian TellupoccoE, beliau tetap tidak mau menerima ajakan tersebut, karena Bone dan Soppeng sudah bersekutu dengan VOC/Belanda untuk menyerang Somba Opu, serta beliau tidak ingin menghianati perjanjiannya dengan Kesultanan Gowa, untuk selalu bersama sehidup dan semati, mendengar perkataan  Matoa La Tenri Lai To Sengngeng, lalu utusan Arung Palakka pun berkata itulah keputusan pun yang kami pegang, namun Kesultanan Gowa telah ambuk, maka begitu pula dengan dirimu dan Kerajaanmu, dan semetara kami Bone dan Soppeng akan selalu tetap berjaya dan hidup.

Setelah gagal dalam negosiasi dengan pihak Kerajaan Wajo, maka di Sore harinya pula Arung Palakka berserta Arung Appanang, Arung Bila dan Arung Belo, bersama pasukannya mengempur Kerajaan Wajo, berkobarlah pertempuran tersebut selama 4 tahun, pertempuran sesama suku bugis tersebut berakhir dengan kekalahan dipihak Kerajaan Wajo dant tercatat 1000 - 3 yaitu 997 tewas yang dikenal dengan "Tellu lise'pi nasesebbu to Wajo mate" termasuk Raja Wajo Matoa La Tenri Lai To Sengngeng yang tewas tersebut, sehingga berliau diberi gelar To Sengngeng Mate ri Salekkona Pelaiyenngi musuna".

Dengan ditaklukannya Wajo maka wilayah Wajo menjadi wilayah taklukan Kesultanan Bone sampai pada masa pemerintahaan Raja ke-25 dari Kerajaan Wajo bernama Matoa La Pariusi Daeng Manyampa sekaligus menjadi Arung, baik di Amali maupun di Mampu.

1 komentar:

  1. Peristiwa 1000 - 3 (997 Korban Jiwa) Di Wajo ~ Halamanalif >>>>> Download Now

    >>>>> Download Full

    Peristiwa 1000 - 3 (997 Korban Jiwa) Di Wajo ~ Halamanalif >>>>> Download LINK

    >>>>> Download Now

    Peristiwa 1000 - 3 (997 Korban Jiwa) Di Wajo ~ Halamanalif >>>>> Download Full

    >>>>> Download LINK 4v

    BalasHapus