Apa itu mitos?
Mitos-mitos yang beredar di
masyarakat seputar HIV & AIDS dapat memunculkan sikap dan perilaku yang
merugikan tidak hanya buat orang lain, tapi juga diri sendiri. Misalnya,
masyarakat menjadi tidak peduli dengan isu HIV & AIDS karena dianggap hanya
akan menginfekis gologan tertentu saja.
Selain itu juga bisa memunculkan
stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi HIV. Mitos-mitos
tersebut muncul karena tidak terpenuhinya hak kita untuk mendapatkan informasi
yang mengenai kesehatan reproduksi dan seksual, termasuk informasi tentang HIV
& AIDS.
Mitos adalah sesuatu yang
dipercayai sebagai sebuah kebenaran, namun tidak dapat dipercayai sebagai
sebuah kebenaran, namun tidak dapat dibuktikan kebenaranya mengenai HIV &
AIDS juga lepas dari isu yang muncul dari keluang pahamannya masyarakat
mengenai isu tersebut.
MITOS : Gigitan nyamuk dapat
menularkan HIV?
FAKTA : Gigitan nyamuk atau
gigitan serangan lainya tidak dapat menularkan HIV. Bahkan bila virus masuk ke
dalam tubuh nyamuk atau serangga yang mengigit atau mengisap darah, virus
tersebut tidak dapat mereproduksi dirinya dalam tubuh serangga. Karena serangga
tidak dapat terinfeksi HIV. Serangga tidak dapat menularkan ke tubuh manusia
yang digiginya.
MITOS : HIV dapat menular melalui
penggunaan alat makan bersama?
FAKTA : Tidak
terdapat bukti bahwa HIV dapat ditularkan memlalui penggunaan alat
secara bersama.
MITOS : HIV tidak dapat
ditularkam melalui jabat tangan?
FAKTA : HIV tidak ditularkan oleh kontak sehari-hari
dalam kegiatan sosial, di sekolah, atau pun ditempat kerja. Anda tidak dapat terinfeksi lantaran anda (berjabat
tangan, berpelukan, menggunakan toilet, minum dari gelas yang juga digunakan oleh
seseorang yang terkena HIV, atau berada berdekatan dengan seorang yang
terinfeksi yang sedang bersin dan batuk).
MITOS : HIV hanya menjangkiti
kelompok homoseksual dan pengguna narkoba saja?
FAKTA : Tidak. Setiap orang yang
melakukan hubungan seks yang tak terlindungi, berbagai penggunan alat suntikan,
atau diberi transfusi dengan darah yang terkontaminasi dapat terinfeksi HIV.
Bayi dapat terinfeksi HIV dari ibunya selama masa kehamilan, selama proses
persalinan, atau setelah kelahiran melalui pemberian air susu ibu.
MITOS : Kita dapat mengetahui
bahwa seseorang terkena HIV hanya dengan melihat dari penampilnnya.
FAKTA : Kita tidak dapat mengetahui
bahwa seseorang yang terkena HIV positif hanya dengan melihat penampilan
mereka. Seseorang yang terinfeksi HIV bisa saja nampak sehat dan merasa
baik-baik saja, namun mereka tetap dapat menularkan virus. Tes darah merupakan
satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak.
MITOS : Minum antibiotik sebelum
melakukan hubungan seks dapat mencegah terkena infeksi menular seksual (IMS).
FAKTA : Antibiotik digunakna
untuk mengobati infeksi, bukan untuk mengobati pencegehan IMS hanya dapat
dilakukan dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar ketika melakukan
seks berisiko.
MITOS : Pemakaian kondom tetap
dapat menularkan HIV
FAKTA : Ukuran HIV memang lebih
kecil dari pori-pori kondom namun HIV tidak dapat hidup tanpa cairan tubuh
manusia ( darah, cairan sperma, cairan vagina, dan ASI). Untuk menembus
pori-pori kondom, HIV harus keluar dari cairan tersebut namun itu berarti HIV
akan mati. Selama kondom digunakan sesuai dengan aturan yang benar, penularan
HIV tatap dapat dihindari.
MITOS : Terinfeksi HIV berarti
vonis mati
FAKTA : Dengan perawatan dan
pengobatan serta pola hidup sehat, orang yang terinfeksi HIV tetap dapat sehat
dan berumur panjang. ARV (Antiretrovival) adalah kemajuan penemuan pengobatan
yang mampu menekan perkembangan virus sehingga kekebalan tubuh tetap pada
posisi aman Fase AIDS dapat dicegah dengan kemampuan ARV sehingga orang dengan
HIV dapat tetap hidup sehat walaupun HIV ada dalam tubuhnya.
MITOS : Anak dari ibu yang
terinfeksi HIV pasti juga positif HIV
FAKTA : Kemungkinan penularan
dari ibu ke anak menurut adalah 25% -
40% (bukan 100%). Tapi dengan adanya program PMTCT (Prevention
Mother to Child Transmission) maka kemungkinan penularan bisa ditekan hingga
dibawah 2%. Hal ini memberikan kemungkinan besar bagi orang dengan HIV dan AIDS
untuk bisa mempunyai anak yang terbebas dari HIV.
MITOS : Terapi antiretroviral
dapat mencegah penularan HIV
FAKTA : Terapi antiretroviral tidak
dapat mencegah penularan virus ke orang lain. Tetapi dapat membantu menurunkan
jumlah virus ke tingkat yang tedeteksi, namun HIV masih tetap adalah dalam
tubuh, dan dapat ditularkan ke orang lain melalui hubungan seksual, dengan
bergantian memakai peralatan suntikan, atau melalui ibu yang menyusui bayinya.
Sumber : PKBI THE INDONESIA PLANNED PARENTHOOD ASSOCIATION Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia SEPUTAR HIV & AIDS Halaman 25 – 28.
Mitos Dan Fakta Seputar Hiv And Aids ~ Halamanalif >>>>> Download Now
BalasHapus>>>>> Download Full
Mitos Dan Fakta Seputar Hiv And Aids ~ Halamanalif >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Mitos Dan Fakta Seputar Hiv And Aids ~ Halamanalif >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK 0M